Setiap detik adalah kesempatan, hanya perlu mata yang lebih tajam untuk melihatnya
Putu Putrayasa, pemuda penuh semangat kelahiran Sumbawa, 17 Desember
1976 ini mempunyai segudang prestasi yang membanggakan Indonesia.
Beliau adalah seorang praktisi Sales dan Marketing
sejak usia belasan tahun, penulis buku, trainer dan coach, entrepreneur
muda yang sukses sekaligus peraih penghargaan Museum Rekor Indonesia
(MURI) karena prestasinya di bidang pendidikan yaitu sebagai pendiri
perguruan tinggi termuda di usia 26 tahun, yaitu Akademi Manajemen
Informatika dan Komputer (AMIK AKMI), di Baturaja – Sumatera Selatan.
Putu pun kemudian ramai dibicarakan oleh berbagai media, baik cetak,
radio maupun televisi.
Awalnya tak pernah ada yang menyangka, bahwa berada dalam kondisi
sebagai seorang anak dari petani miskin dan seringkali kesulitan untuk
meneruskan sekolah, mampu membawanya menjadi sosok yang selalu rajin
belajar, ulet dalam berusaha dan berdoa untuk selalu mewujudkan
impian-impian suksesnya.
Kepada EXCELLENT BUSINESS MAGZ, Putu Putrayasa berbagi kisah pengalaman hidup dan karirnya yang menginspirasi.
Bisa Pak Putu ceritakan riwayat hidup Bapaksecara personaldan perjalanan Bapak sampai menjadi seorang Public Speaker?
Saya Putu Putrayasa lahir di Sumbawa. Asal dari Bali. Tinggal di
sumatera dan Jogja. Setelah tamat pendidikan Sekolah Dasar, karena
kesulitan ekonomi, Orang tua saya mengatakan “kamu tidak usah sekolah,
nak”. Tetapi banyak yang mendesak saya untuk sekolah. Singkat cerita,
saya tetap bisa sekolah. Tamat pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP), saya benar-benar putus sekolah. Jadi tidak bisa sekolah. Setahun
saya menjalani pekerjaan sebagai petani. Dengan penuh tekad yang kuat
saya melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA dengan beasiswa. Selama
pendidikan di SMA, saya aktif berbagai kegiatan. Kelas 1 SMA, sudah
menjadi ketua P4 misalnya.
Dalam perjalanannya saya punya cita-cita yaitu ingin punya sekolah.
Sebagai gambaran, saya sudah suka belajar mengajar mulai kelas 5 SD.
Saat itu guru sering tidak masuk sekolah, jadi saya menggajar
menggantikan dengan berbekal HPU (Himpunan Pengetahuan Umum) dan KPU
(Kumpulan Ilmu Pengetahuan Umum). Saya memang senang mengajar, senang
berbagi. Jadi kalau ditanya bagaimana menjadi Public Speaker, ya karena memang senang dan suka mengajar, ‘ngobrol’ dan sharing.
Sewaktu SMA saya berusaha mencetak berbagai macam prestasi. Lomba
Pidato, Lomba Cepat Tepat. Terakhir saya terpilih sebagai siswa teladan
Sumatera Selatan dan mendapat kesempatan mengikuti lomba siswa teladan
tingkat nasional, mewakili propinsi Sumatera Selatan. Datang ke Jakarta
bertemu dengan seluruh siswa teladan dari 27 propinsi saat itu. Tamat
SMA, saya melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi melalui seleksi
Penyaringan Bibit Unggul Daerah (PBUD). Tanpa tes untuk masuk perguruan
tinggi. Mulai kuliah sejak awal orang tua sudah jelaskan, “kami
sanggupnya biayai kuliah hanya 2 tahun. Seterusnya sudah harus dengan
biaya sendiri”. Sejak saat itu, mulai semester awal saya sudah
mempersiapkan diri untuk menanggung biaya hidup saya nanti di tahun ke
tiga dan seterusnya. Jadi sejak saat itu saya mulai bisnis di semester
pertama. Dan bisnis saya mulai settle itu di semester ke lima. Mulai bangun toko computer, kemudian berkembang dengan salah satunya menjadi perguruan tinggi. Ada 17 toko computer.
Itulah yang menyebabkan saya meraih rekor MURI menjadi Pendiri
Perguruan Tinggi Termuda di Usia 26 Tahun. Karena ketika teman-teman
saya masih kuliah pada usia 24 tahun itu saya sudah mulai buat rancangan
untuk mendirikan perguruan tinggi. Sebagai kelanjutan atas cita-cita
punya sekolah sejak SMA dulu. Alhasil, 9 tahun kemudian terealisasi.
Kemudian karena berbagai macam investasi dalam keuangan, saya sempat agak worry
jadi saya beli beberapa properti, beli beberapa mobil, kemudian ya agak
kacau secara keuangan. Akhirnya saya cek ternyata saya kurang belajar.
Jadi saya memutuskan mulai belajar dengan Ikut seminar-seminar,
training-training segala macam. Dan rata-rata investasinya juga mahal
ya. Akhirnya ada satu tempat yang cukup murah investasinya, jadinya saya
ikut salah satu MLM. Di sana saya mendapatkan pelatihan dan menjadi
Trainer. Lengkap, ada tempat latihannya kemudian ada tempat trainingnya.
Sampai di tingkat tertentu saya memutuskan untuk menulis buku. Setelah
menulis buku, saya mulai pasarkan training untuk pembicara public
(public speaker) di perusahaan tersebut, karena dari perusahaan itu saya
sudah berbicara lebih dari 40 kota di Indonesia. Mulai saat itu saya
mulai berpromosi lewat website, lewat twitter dan kemudian ada di Kick Andy juga, jadi dari situlah mulai dikenal sebagai Public Speaker.
*http://www.majalahexcellent.com/artikel/524/putu-putrayasa:-mari-hebatkan-diri-untuk-menghebatkan-indonesia
0 comments:
Post a Comment